ISTANAGARUDA.COM – Gejolak besar yang mengguncang pasar global kembali memicu tekanan mendadak pada Bitcoin, namun para analis menilai sinyal jangka panjang justru menunjukkan bahwa tren bullish masih jauh dari kata selesai.
Bitcoin anjlok tajam setelah likuiditas global terguncang oleh lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang.
Kenaikan yield tersebut memicu pelemahan perdagangan yen carry trade dan membuat investor melepas posisi di berbagai aset berisiko.
Para analis sepakat bahwa penurunan ini bukan disebabkan oleh fundamental Bitcoin itu sendiri.
Situasi ini juga melemahkan anggapan lama bahwa pasar kripto selalu mengikuti siklus halving empat tahunan secara teratur.
Menurut para pengamat pasar, perlambatan kali ini lebih tampak sebagai jeda ketimbang akhir dari tren naik.
Ada beberapa sinyal yang memperkuat pandangan tersebut.
1. Likuiditas Stablecoin Terus Bertambah
Meskipun harga kripto sempat terkoreksi tajam, suplai stablecoin secara keseluruhan tetap mengalami peningkatan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pelaku pasar besar belum meninggalkan arena.
Mereka justru menyimpan modal dalam bentuk stablecoin sembari menunggu kondisi makroekonomi yang lebih ramah.
Kenaikan cadangan stablecoin sering menjadi bahan bakar utama untuk melanjutkan reli kripto berikutnya.
2. Likuiditas Global Mulai Menguat
Sejumlah ekonomi besar kini bergerak menuju kebijakan yang lebih longgar.
Tiongkok sudah berbulan-bulan menginjeksi likuiditas ke sistem keuangannya.
Jepang meluncurkan paket stimulus sekitar $135 miliar dan mulai melonggarkan regulasi aset kripto.
















































Discussion about this post