Salah satu topik utama adalah peningkatan perlindungan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia melalui pengembangan pusat-pusat pembelajaran atau Community Learning Center.
“Kemudian juga tadi disampaikan pembentukan-pembentukan Community Learning Center bagi anak-anak dan murid-murid di semenanjung Malaysia dan di Sabah dan Sarawak. Ya, anak-anak dari pekerja migran Indonesia untuk bisa bersekolah di sana,” ujar Menlu Sugiono.
Isu kawasan turut menjadi sorotan dalam forum ini, termasuk eskalasi yang sempat terjadi di perbatasan Thailand dan Kamboja.
Indonesia dan Malaysia, sebagai negara utama di ASEAN, disebut aktif mendorong pendekatan damai untuk meredakan ketegangan tersebut.
“Sejak insiden hari pertama, para menteri luar negeri ASEAN sudah saling berkoordinasi mencoba untuk menyampaikan kepada kedua belah pihak untuk sama-sama menahan diri. Dan Indonesia juga pada saat itu sudah menyampaikan kepada Ketua ASEAN dalam hal ini Malaysia, bahwa Indonesia siap untuk melakukan apa saja dalam rangka mencapai suatu suasana deeskalasi gencatan senjata di antara keduanya,” ungkap Menlu Sugiono.
Menurutnya, pendekatan kekeluargaan menjadi ciri khas diplomasi ASEAN dalam menangani persoalan perbatasan.
“Antara Kamboja dan Thailand itu ada yang namanya Joint Border Committee yang akan ditugaskan untuk membahas urusan perbatasan ini. Tapi kita juga menyampaikan bahwa ASEAN semuanya ada dalam suatu keyakinan yang sama bahwa kita ingin menyelesaikan ini dengan cara kekeluargaan dan dengan cara ASEAN,” ucap Menlu Sugiono.

















































Discussion about this post